top of page

Permainan Untuk Anak

Updated: Jul 9, 2022

Permainan adalah hal yang banyak orang sukai, bahkan oleh semua usia. Meskipun setiap range usia tentu akan disesuaikan apa jenis permainan yang memang mereka sukai dan dapat dilakukan. Rasanya jarang bahkan hampir tidak mungkin seseorang berusia 60 tahun dan normal menyukai permainan boneka dan bermain sendirian. Kecuali mungkin untuk menemani sang cucu bermain. Tetapi yang akan dibahas pada tulisan kali ini adalah permainan saat masa kanak-kanak.


Dulu, orang-orang yang mungkin lahir di tahun 90an, anak desa pula, permainan yang dimainkan saat mereka usia kanak-kanan adalah permainan yang sifatnya benda atau gerak fisik. Seperti bermain boneka, mobil-mobilan, berlarian, diayun sana-sini menggelantung pada Bapak, kuda-kudaan, ayunan di kaki (di daerahku disebut cang-ucang angge dan ada lagunya pula). Uniknya beberapa permainan dilengkapi dengan nyanyian-nyanian yang riang dan gembira.


Bandingkan dengan anak-anak yang lahir di era sekarang. Banyak diantara mereka yang memilih bermain menggunakan gadget. Tidak salah, jika permainan yang dimainkan adalah permainan edukatif dan diatur waktunya. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Ya, memang sebaian orang meniatkan agar tidak ketinggalan jaman. Tetapi jika dilepas tanpa pendampingan dan filter, justru akan berbahaya. Apalagi masa kanak-kanak adalah masanya mereka belajar meniru apapun yang mereka lihat. Anak pada usia itu merupakan masa golden age dimana dimasa ini anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan otak anak usia dini mencapai 50 % saat umur 4 tahun dan 80 % saat berumur 8 tahun, bahkan di usia ini dapat dikatakan anak sedang mengalami lompatan perkembangan dikarenakan otak berkembang melebihi otak orang dewasa dan dimasa ini kecerdasan anak sangat luar biasa. (1)


Mereka belum tahu dan belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Jika yang buruk lebih banyak dipelajari daripada yang baik bagaimana? Maka jangan heran jika suatu saat anak tidak menurut, ataupun berlaku sopan terhadap orang tuanya. Jangan asal memberikan gadget sebagai mainan anak hanya karena agar anak tidak tantrum. Pilihlah permainan-permainan yang lebih edukatif yang dapat merangsang perkembangan syaraf otak dan motorik anak. Sehingga tumbuh kembang anak akan jauh lebih baik. Dan untuk para orang tua, dampingilah anak-anak, ajarkan kebaikan melalui permainan yang menyenangkan sekaligus mendidik.


Saat ini salah satu metode yang cukup familiar dikalangan para pendidik dan orang tua untuk bermain sambil belajar dengan anak-anak adalah Montessori. Montessori adalah metode pendidikan yang membantu anak merangsang pertumbuhannya untuk mencapai potensinya dalam kehidupan. Metode ini menekankan pada kemandirian dan keaktifan anak dengan konsep pembelajaran langsung melalui praktik dan permainan kolaboratif. Sesuai namanya, metode ini dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori pada awal tahun 1900. Beliau merupakan lulusan dari sekolah kedokteran dan menjadi salah satu dokter wanita pertama yang mendapat gelar diploma di Italia. (2)


Beberapa taman pendidikan kanak-kanak sudah menerapkan metode Montessori diantaranya sekolah-sekolah alam. Dan sudah tentu dengan penyesuaiannya masing-masing. Bahkan sudah ada beberapa sekolah Montessori di Indonesia diantaranya Jakarta Montessori School, Jogjakarta Montessori School, Kinderworld Montessori, dan Sekolah Chery Montessori Harapan. Kalian bisa search saja di Google nama-nama sekolah tersebut.


-----------------------

Pustaka:

1. Asri Wulandari, Dewi, Saifudin dan Jajang Aisyul Muzakki. 2018. Implementasi Pendekatan Metode Montessori Dalam Membentuk Karakter Mandiri Pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak

2. halosehat. “Mengenal Metode Pendidikan Montessori: Membebaskan Anak untuk Bereksplorasi.” Metode Pendidikan Montessori, HaloSehat, 14 September 2021, https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/metode-pendidikan-montessori/[ ]. Accessed 11 March 2021.




コメント


bottom of page