top of page

Yang Tak Ingin Dihadapi

Updated: Jul 9, 2022

"Akankah kita terus menyalahkan (apapun diluar diri) atas apa yang menimpa diri kita?"


Karena luka yang belum usai itu masih terasa. Meski tak tampak, rasanya tak pernah hilang. Ia seperti sesuatu yang kita biarkan menetap. Tanpa kita lihat, tanpa kita rawat. Dibiarkannya begitu saja hingga terlupa. Kita pikir dengan membiarkannya akan berlalu begitu saja dan hilang. Tetapi nyatanya masih ada sisa yang tak terurai. Itulah kita yang dahulu. Berpikir cara termudah dan tercepat tanpa dipikirkan panjang lebar. Karena kita ingin segera move on. Karena kita tak ingin terluka lagi. Sangat naif sekali kita ini. Bukannya dihadapi, malah lari tanpa peduli. Padahal yang merasakan sakit ya diri kita sendiri. Itu dulu. Dulu sekali.


Lantas bagaimana dengan kita yang sekarang ini?

Masihkah menggunakan cara yang sama?


Jika hal itu yang terjadi, maka sejujurnya kita masih berada di tempat yang sama. Meski rasanya kita telah berjalan beberapa tahun lamanya, kita tak beranjak sedikitpun dari sana.


Kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda. (Albert Einstein)

Sadarilah bahwa kita sudah melewati beberapa tahun lamanya. Mungkin sudah saatnya merubah cara untuk menghadapinya. Menghadapi apa yang tak ingin dihadapi. Bukankah itu maknanya tumbuh dewasa?


Meskipun perlu waktu, lebih baik menghadapi dengan merawatnya hingga sembuh daripada lari namun ia tak benar-benar pergi. Nikmati setiap proses perawatannya. Dampingilah diri kita sendiri. Berikan nutrisi yang baik. Karena itu akan memupuk keteguhan jiwa dan raga untuk menghadapi rintangan selanjutnya.


Lalu bagaimana caranya?


Cobalah untuk selalu dekatkan diri kepada Allah yang Maha Kuasa. Salah satu bentuk keimanan adalah meyakini Qada dan Qadar Allah. Karena kita manusia sudah pasti di uji sebagai bentuk pembuktian keimanan diri kepada Allah. Hal yang telah terjadi sudah menjadi sebuah ketentuan. Cara menerimanya dengan sabar dan ikhlas. Bukan karena perbuatan orang lain, tetapi karena ada hal baik yang Allah berikan kepada kita.


Sebuah catatan:
Maka sekalipun kita dihadapkan dengan sesuatu yang kita rasa sulit, kita akan lebih mudah untuk menghadapinya. Karena satu-satunya yang bisa menjadi patokan dan ukuran adalah perbuatan yang semakin mendekatkan dan menambah keta'atan diri kita kepada Allah.

Comments


bottom of page