top of page

Kegelisahan

Ada hari-hari dimana kita menghadapi kegelisahan, rasa khawatir, takut, tertekan, sedih, sampai stress. Alasannya macam-macam, dari mulai gaji yang belum dibayar, ditipu puluhan juta sampai milyaran, ditagih hutang kredit yang menunggak, bangkrut, ditinggalkan kekasih, berselisih dengan orang terdekat dan lain-lain. Setiap kita tentu punya masalah yang berbeda-beda. Yang tanpa disadari hal-hal tersebut memicu diri kita bertindak diluar hal-hal biasa, sampai memicu masalah mental health yang kita sendiri bahkan belum tahu pasti. Kita hanya menebak berdasarkan pengalaman dan apa yang dirasakan seperti, ini Innerchild, ini Toxic, ini gangguan Complusive-Disorder, PTSD, dan lain-lain.


Tetapi jika ditelaah lagi, bukankah hal ini memang terjadi dalam siklus kehidupan manusia? Bahkan Allah sendiri sudah mention dalam Al Qur'an dalam surah Al-Baqarah ayat 155 yang artinya,

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.

Ya, itu adalah salah satu bentuk ujian yang kita hadapi. Kesabaran kita diuji dengan hal-hal itu. Maka wajar jika ada hari-hari yang memabuat kita sedih atau tertekan. Karena masalah-masalah yang telah disebutkan sebelumnya hanyalah pemicu sebab diri kita merasakan hal-hal seperti itu.


Lalu bagaimana cara kita move on?

Biasanya para psikolog akan mengarahkan kita kepada cara penerimaan diri melalui proses tentunya yang sesuai standar mereka. Tetapi sebenarnya lebih dari itu. Ikhlas, menerima Qada dan Qadar Allah. Ada di rukun iman yang ke-6. Kita mungkin pernah hafal, tapi implementasinya tidaklah mudah, bahkan sering kali terlupakan. Karena kita punya keterbatasan sebagai manusia. Bahkan beberapa ulama mengatakan bahwa iman tertinggi itu Iman kepada Qada dan Qadarnya Allah.


Kadang kekhawatiran yang muncul itu tersebab kita tidak punya sesuatu untuk kita pegang. Misalnya kadang saat kita punya cukup uang/materi, kita merasa tenang. Tetapi saat sebaliknya, ketenangan itu hilang. Meskipun memang ada ataupun tidaknya uang/materi tidak akan memberikan kita ketenangan. Buktinya banyak orang kaya tetapi hidupnya tidak tenang. Karena yang dipegang itu materi maka saat kita kehilangannya, kita menjadi khawatir. Begitupun saat tiba-tiba kehilangan pekerjaan saat pandemi dan lainnya. Tetapi lain halnya saat Allah yang kita jadikan sebagai pegangan. Kekhawatiran hilang, hati menjadi tentram. Pikiran jernih, tiba-tiba ada saja hal-hal yang menuntun kita kepada jalan keluar.


Kita manusia kadang tidak langsung dapat memahami maksud yang Allah berikan. Tetapi meskipun kita tidak memiliki pengetahuan tentang itu, kita diminta untuk sabar dan tawakal. Serahkan semua kepada Allah, yang arinya kita bergantung sepenuhnya kepada Allah.




Comentarios


bottom of page