top of page

Pribadi Hebat

Updated: Oct 19, 2022

Saya sedang membaca sebuah buku berjudul “Pribadi Hebat” karya Hamka. Buku itu mulai saya baca sejak 1 pekan yang lalu, namun masih belum selesai. Bahasanya tidak ringan tetapi tidak terlalu berat juga, begitulah menurut kacamata saya yang seadanya ini. Saya membaca buku tersebut dengan perlahan. Tidak terlalu terburu-buru. Mungkin karena ingin lebih mendalami maknanya. Atau mungkin karena bahasanya yang saya tidak akan menangkap maksudnya jika dibaca secara cepat. Sembari membaca, saya juga merenungi isinya. Membayangkan, mengimajinasikan dalam ruang pikiran.


Saya cukup suka dengan buku ini karena memberikan kesan yang berbeda, meski saya baru membaca beberaa halaman saja. Pandangan mengenai sosok pribadi hebat yang dijelaskan oleh Hamka begitu luar biasa. Sosok yang sepertinya jarang ditemui saat ini. Banyak sekali sifat-sifat yang dijelaskan oleh beliau untuk menggambarkan seperti apa pribadi hebat itu. Perangai yang halus, hati yang suci, bersikap jujur, perkataan yang teratur, budinya mulia, tidak pernah putus asa, cerdas, orang masyarakat, tubuh yang sehat, pemahaman yang luas.


Kadang kala, pribadi baik yang sering disebut oleh orang saat ini hanyalah sebagian atau salah satu saja. Orang yang memiliki pergaulan yang bebas, bisa disebut orang yang baik dan pintar karena tutur katanya yang teratur dan sopan. Dia sangat dipuji, disamping aktifitasnya yang padahal menurut agama itu adalah sesuatu yang jelas sangat berdosa. Dosanya seolah tertutupi hanya dengan sopannya ia berkata ketika diwawancara di depan kamera. Budinya terlihat baik. Namun jika direnungkan lagi, apakah orang berbudi akan melakukan hal seperti itu? Bergaul bebas, tidak malu menampakkan aurat, bahkan memiliki cita-cita untuk menjadi selebriti Blue Film.


Apakah mungkin standar kebaikan saat ini telah menurun?

Comments


bottom of page