Jiwa Yang Merdeka
- dam dam
- Nov 14, 2022
- 1 min read
Setiap hari kemerdekaan tiba pada setiap tahunnya, selalu ada yang mempertanyakan, sudahkah kita benar-benar merdeka?
Merdekanya bangsa Indonesia dipertanyakan setiap tahunnya dan pada setiap kesimpulannya, kita belum sepenuhnya merdeka. Negara masih memiliki utang, pengangguran masih banyak, kualitas pendidikan, kesehatan masih belum merata sampai pelosok negeri. Mental masyarakat, bagaimana dengan mental masyarakatnya?
Merdeka bukan hanya sekadar bebas. Merdeka adalah bagaimana kita bisa menggapai kebenaran. Pikiran yang merdeka cerminan dari kebaikan akal. Terbebas dari pikiran picik, digunakan akal tersebut untuk kebaikan dan kebermanfaatan. Hati yang merdeka ialah terbebasnya dari belenggu nafsu yang tidak baik. Meski hanya terlintas, namun raga tidak menurutinya karena tahu akan membawa pada keburukan dan larangan Allah swt. Bagi seorang pemuda, merdeka juga bisa berarti mampu menahan nafsu syahwat yang membelenggu sebelum tiba masa penghalalan baginya.
Jika melihat keadaan sekitar kita, menurutmu bagaimana?
Remaja yang belum bisa memegang tali kekang syahwatnya, tayangan yang melemahkan mental dan pemikiran, ideologi barat yang diagung-agungkan, fans k-pop yang memuja terlalu berlebihan idolanya. (Bukan berarti saya adalah orang yang anti Korea ya). Hal tersebut memang dampak dari terbukanya gerbang Globalisasi, yang memungkinkan kita untuk dapat saling bertukar budaya dan informasi. Namun jika kita tidak memiliki jiwa merdeka dalam diri, kita akan terbawa arus, tak dapat memilih, terombang-ambing, diri kita ditentukan oleh bagaimana cara pandang orang lain terhadap diri kita.
Comments