top of page

Percaya Kepada Diri Sendiri

Updated: Nov 6, 2022

Percaya diri adalah yakin kepada kemampuan dirinya sendiri. Dewasa ini, melihat bagusnya media sosial yang dihiasi oleh berbagai macam narasi indah berupa gambar ataupun video yang mempengaruhi hidup kita sehingga tanpa sadar menjadi standarisasi yang berlaku juga bagi diri sendiri. Dampaknya memang bermacam-macam, salah satunya menjadikan diri kita insecure. Alih-alih ingin meningkatkan kualitas diri, namun akhirnya berlebihan dalam memaksakan diri sampai berubah menentang kodrat yang telah Allah tetapkan. Untuk menutupi rasa insecure, kita memilih menderita untuk terlihat bahagia, daripada menjadi seseorang yang benar-benar bahagia dengan segala hal yang telah Allah berikan.


Allah berfirman dalam surah At-Tin ayat 4 yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Jadi manusia adalah sebaik-baik ciptaan Allah, dan Allah tidak menghinakan manusia kecuali dirinya sendiri yang menghinakannya.


Menurut Hamka dalam bukunya “Pribadi Hebat”, pribadi yang berguna adalah pribadi yang percaya kepada kekuatan diri sendiri. Kekuatan akal pikiran, kemampuan, perasaan, telah ada dalam diri manusia. Semua itu akan muncul ketika diberikan pendidikan, pelatihan, pergaulan dan lingkungan. Dengan percaya kepada diri sendiri, kita akan mengetahui sampai sejauh mana kemampuan diri sehingga mampu mengerjakan kewajibannya dan bermanfaat bagi yang lainnya.


Pendidikan yang baik akan melahirkan pribadi yang baik. Tidak hanya orang yang pintar dalam sains saja, namun jiwa mereka juga harus baik dan kuat sehingga mampu menerapkan pengetahuan mereka dengan cara yang baik dan bermanfaat. Ada orang yang pintar namun jiwa dan budi mereka rendah. Memanfaatkan kepintaran hanya untuk kepentingan pribadi dan menghalalkan segala cara. Tidak peduli dampak baik atau buruknya bagi orang lain selama hal itu menguntungkan dirinya. Inilah orang-orang yang dalam jiwanya ada penyakit.



Percaya kepada diri sendiri adalah tiang kemerdekaan pribadi dan bangsa. – Hamka


Pribadi yang percaya diri akan mampu melakukan hal-hal besar. Ia tak mengenal maju mundur dan ragu-ragu. Bangsa lain akan memiliki rasa segan dan tidak memandang remeh bangsa kita. Seperti halnya Agus Salim saat sedang berpidato namun diejek dengan “jenggot kambing” dan menirukan suara-suara kambing untuk menyela pidato beliau. Namun beliau membalas dengan menjawab, "Tunggu sebentar. Bagi saya sungguh suatu hal yang sangat menyenangkan bahwa kambing-kambing pun telah mendatangi ruangan ini untuk mendengarkan pidato saya. Hanya sayang sekali bahwa mereka kurang mengerti bahasa manusia sehingga mereka menyela dengan cara yang kurang pantas. Jadi saya sarankan agar untuk sementara tinggalkan ruangan ini untuk sekadar makan rumput di lapangan. Sesudah pidato saya ini yang ditujukan kepada manusia selesai, mereka akan dipersilakan masuk kembali dan saya akan berpidato dalam bahasa kambing khusus untuk mereka. Karena di dalam agama Islam, bagi kambing pun ada amanatnya dan saya menguasai banyak bahasa."


Sungguh jawaban yang sangat elegan dan berbudi sampai saya ingin berteriak, “Keren bangettttttt H. Agus Salim, perfecto! Numero uno!” sambil bertepuk tangan dengan kencang.


Orang yang percaya diri tidaklah mengharapkan pujian manusia. Orang yang mengharapkan pujian niscaya ragu-ragu atas harga dirinya. – Goustave Le Bon.

Comments


bottom of page