top of page

Memilih

Saat masih kecil, kita tanpa sadar kita dibimbing langsung oleh orang yang dekat dengan kita, khususnya orang tua kita sendiri (termasuk seseorang yang menjaga kita, karena memang ada sebagian anak yang dijaga bukan oleh orang tua mereka sendiri karena berbagai alasan). Hal itu menjadi awal dari goresan dan warna dari diri kita. Referensi awal kita. Seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan kita, ada banyak hal yang menggores dan mewarnai diri kita. Lingkungan, sosial, pendidikan. Kita mulai memiliki banyak referensi dan pandangan. Seberapa kauat sesuatu itu terukir dalam diri kita, akan menjadi patokan dalam melihat atau memandang sesuatu.


Seperti halnya agama. Seorang anak pada mulanya akan mengikuti bagaimana orang tua mereka. Karena orang terdekat kita yang lebih dahulu mengenalkannya dan menjadi bagian daripada itu, sehingga itu menjadi bagian dari diri kita sendiri.


Sebagai seorang muslim kita diberitahu bahwa Islam adalah agama yang benar oleh orang tua, guru mengaji, ataupun orang muslim lain yang pernah mengatakannya. Dan mungkin bagi agama lain pun sama. Tetapi saat pikiran kita telah bertumbuh. Cukup bisa untuk membedakan antara hak dan batil (kita bisa menyebutnya dengan "benar dan salah" meski kupikir makna itu tidak akan sama dalamnya, tapi mungkin bisa mendekati dibandingkan istilah yang lain). Dari yang awalnya hanya mengikuti sekadar apa yang orang tua kita berikan, menjadi sesuatu yang kita pikirkan untuk kemudian dipilih sebagai bagian dari hidup yang akan kita jalani.


Menurutku Islam adalah satu-satunya agama di dunia ini yang mengerti akan manusia. Mencakup fleksibilitas tetapi memiliki batasan yang jelas. Aturannya paling lengkap. Setidaknya itu yang tidak membuat bingung harus bagaimana, apa yang harus dilakukan, karena sangat jelasnya.


Saat bertanya kepada seorang mualaf, kenapa mereka memilih islam, ada banyak alasan yang menguatkan mereka, mengusik perasaan dan pemikiran mereka. Seorang mualaf pernah berkata "aku malah kagum dengan seorang muslim yang memilih Islam bukan hanya sekadar dari keturunannya, tetapi memang ia sendiri yang kemudian memutuskan untuk memilihnya".

Bagaimana mengatakannya ya? .....

Perasaan yang mereka rasakan itu kadang membuatku penasaran. Sepertinya saat seseorang dapat merasakannya, itu adalah sesuatu yang menurutku spesial, sesuatu yang mengagumkan. Lebih dari satu cerita seorang mualaf aku dengarkan. Karena hal itu sangat menarik. Alasan dibaliknya, bagaimana mereka jatuh cinta. Dan aku yakin tidak hanya dari perasaan mereka saja tetapi juga dari apa yang mereka pikirkan. Ya mungkin seperti itu.

 
 
 

Comments


bottom of page