Jika aku berterus terang
- dam dam
- Aug 3, 2020
- 1 min read
Aku sedang bercerita. Mengobrol dengan seorang kawan yang juga sedang jatuh cinta. Bagaimana jika perempuan berterus terang? Menyatakan rasa yang telah dipendam sekian lama?
Ceritanya menyentuh, karena memang aku juga mengalami hal serupa. Pernah berpikiran serupa. Untuk berkata terus terang. Namun akhirnya hanya sekadar niatan dan bayangan. Banyak hal yang harus dipikirkan ketika kita ingin berkata terus terang. Apalagi soal perasaan. Namun kembali lagi, kita hanyalah perempuan. Bukan karena sebab kekangan. Lebih tepatnya karena sebuah penjagaan. Tidak ingin melewati batas yang telah Allah tetapkan. Dan jujur itu sangat tidak mudah. 🌝
Tiada yang salah dengan berterus terang jika ditempatkan pada hal yang sesuai dengan aturan-Nya.
Begitulah dilema perasaan perempuan-perempuan ini. Mencoba untuk menjaga sekuat tenaga yang kita bisa. Karena kami ingin meneladani sosok-sosok wanita yang dimuliakan-Nya. Agar kelak bisa memperoleh ridho dan surga-Nya. Meskipun sering sekali setan menggoda. Lagi-lagi kami hanya sebatas manusia yang suka lupa dan tergoda. Kesalahan akan selalu ada disetiap kesempatan. Entah melalui mata, hati, pikiran, atau tindakan. Melalui setiap pertemuan atau saat berada berjauhan. Manusiawi.
Namun bagaimana kita fokus untuk terus sadar kembali. Mengingat muara atas banyaknya karunia yang telah ada. Bahwa itu semua berasal dari-Nya. Dan tugas kita hanyalah menjaga dan membuatnya menjadikan kita terasa jauh lebih dekat dengan-Nya. Bukankah itu yang seharusnya?
Memang, berbicara rasa sungguh tiada habisnya. Akan selalu ada sisi yang berbeda dari setiap cerita. Tetapi pada intinya semua rasa adalah bentuk ujian pembuktian atas satu rasa yang hanya diperuntukkan kepada-Nya. Allah, Tuhan Semesta Alam.
Begitulah sedikit perspektifku. Yang terinspirasi berasal dari contoh teladan para perempuan-perempuan mulia yang pernah hidup di dunia.
Comments