Dari lantai lima
- dam dam
- Jan 22, 2023
- 1 min read
Ada mata yang begitu tajam namun terlihat sayu.
Ku lekat menatap, tanpa sadar terpesona.
Bagaimana rupa di balik penutup sebagian wajahnya, aku ingin tahu?
Siapakah engkau?
Bolehkah saya berkenalan?
Ingin aku bertanya setiap bertatap muka
Namun akhirnya kelu, mematung seperti es batu
Rasa malu yang hebat mengalahkan langkahku
Di perjalanan menuju halte bis, aku selalu memerhatikan
Dengan jantung berdegup lebih kencang dari biasanya
Menanti pertemuan di tempat itu, denganmu
Pemberhentian hari selanjutnya.
Setia bertemu, tanpa sadar aku salah tingkah
Apalagi jika tak sengaja menatap
Tangan ini tersimpuh di dada
Menenangkan detak jantung yang memompa darah lebih cepat dari biasanya
Aku tertunduk, semoga tak terbaca
Ku dengar sayup-sayup suara gelitik tawa
Terdengar dewasa dan menenagkan
Ternyata itu suara dari seseorang yang aku lihat
Suara yang sama terdengar di balik tirai
Suara bacaan alfatihahnya jelas terdengar
Terdengar persis seperti suara yang ada dalam ingatan
Tanpa menambah nada, semua terasa pas
Dan ternyata itu suara dari kamu
Ku kejar dari belakang dengan tenang
Mengikuti suara langkah kaki sepatu kats putih
Jalan kami ternyata searah
Aku bertanya, adakah ia sadar aku ikuti
Adakkah ia merasa terganggu
Akupun akan merasa tak nyaman jika ada seseorang yang melakukan hal ini
Akhirnya kuhentikan tingkahku saat kereta tiba di lorong peron
Pemberhentian hari selanjutnya.
Aku masih tak tahu apapun
Rasanya frustasi
Haus karena pertanyaan-pertanyaan ini belum juga terjawab
Yang ku tahu hanya dia dari lantai 5
Comments