Anne : Rasanya Proses Mendewasa
- dam dam
- Oct 13, 2023
- 2 min read
Setelah banyak belajar tentang penerimaan diri, validasi perasaan, dan di uji di dunia nyata untuk menerapkan semua itu ketika beberapa peristiwa terjadi beberapa pekan ini membuat Anne sadar akan beberapa hal penting yang seharusnya ia pikirkan dan sekaligus menjadi PR bagi dirinya. Meski kini ia tahu semua itu, ia tetap tak tahu harus melakukan apa.
Ketidakmampuannya akan menyelesaikan semua itu membuatnya tersadar akan sesuatu hal, bahwa ia tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri.
Ada sebuah catatan di kertas kecil yang ia tempel di dinding, namun sudah lama sekali tak pernah dilihatnya. Ia teringat menulisnya ketika sedang berselancar di media sosial. Itu adalah poin-poin nasihat dari ceramah Ustadz Adi Hidayat tentang sesorang yang Shalat Tahajud. Ada satu poin yang menjadi sebuah titik atas jawaban keresahannya yaitu ada di poin ke 3 tentang Allah akan membimbing orang yang shalat Tahajud kepada jalan keluar dari semua kesulitan atau masalah. Dari sana Anne tersadar bahwa selama ini yang harus ia perbaiki pertama kali adalah hubungannya dengan Allah.
Setelah itu, selang beberapa hari, Anne menemukan kembali sebuah foto catatan di sebuah buku yang ditanda tangani oleh Ustadz Oemar Mitta. “Ikhlaskanlah hati, maka semua akan tertata”.
Anne merenungi kembali nasihat itu lalu menghubungkannya dengan semua hal yang terjadi beberapa pekan ini.
Anne tersadar bahwa selama ini ia terlalu mengandalkan dirinya sendiri. Merasa mampu, merasa bisa melakukannya dengan baik. Namun nyatanya terpatahkan. Dan disinilah Anne terlalu sombong terhadap dirinya, hingga lalai meminta dan berdo’a kepada Allah.
Banyak hal terbuka ketika Anne mulai sedikit demi sedikit mendekatkan hubungannya dengan Allah. Tidak hanya perasaan lega akan hal-hal yang diresahkan, tetapi juga rasa sakit yang belum terlalu dalam ketika menginginkan sesuatu. Semua itu Anne coba syukuri dengan baik.
Respon Anne terhadap semua itu pun berbeda. Ia merasa lebih bijak dan lebih dewasa dalam menanggapi. Tidak merasa malu atau bersalah ketika dihadirkan dengan 'perasaan menginginkan' ataupun penyesalan dan berharap bahwa seharusnya semua itu tidak ada.
Semua itu Anne terima dengan baik. Tervalidasi dengan penerimaan atas diri membuatnya menjadi Anne yang lebih dewasa dari sebelumnya. Ia tak akan lari ataupun mengabaikannya lagi. Sebaliknya, Anne akan memeluknya, menyimpannya sebagai pembelajaran dikemudian hari, sebagai kenangan yang pernah menemaninya berproses menjadi lebih baik.
Anne tahu bahwa perasaan-perasaan itu, terutama rasa sakit akan kekecewaan, butuh waktu untuk bisa mereda. Dan Anne akan memperhatikannya, menyembuhkannya.
"Begini ternyata proses ‘mendewasa’ itu", kata Anne dalam hati.
Comments