top of page

Cinta..

Baca dulu saja... sampai paragraf ke-2.

.

.

.

.


Cinta adalah sesuatu yang sangat indah. Kamu tahu. Tentu saja. Sebagian orang jika membicarakan soal cinta terasa lebay. Apaan sih? Aduuh kenapa sih bahasnya cinta lagi. Bosen.

Iya sih, awalnya juga ngerasa gitu. Sebenernya kayak kekanak-kanakan nggak sih?

Yasudah lah ya.


Tapi jika kamu mau baca lebih lanjut, mungkin kamu akan menemukan sesuatu yang berbeda.

Jadi saran saya lanjutkan saja membaca.


Banyak hal yang kamu rasakan ketika sedang mencintai seseorang. Seperti rasa pada umumnya sih, senang sedih, kecewa, bahagia. Banyak momen biasa atau bahkan yang sering kali mengganggu berubah menjadi indah ketika sedang dilanda cinta. Bahkan suara tukang roti yang biasa keliling setiap hari bisa menjadi nada yang indah ketika cinta itu sedang hadir.


Salah satu resep dari manusia sempurna ketika seorang pemuda/pemudi dilanda cinta adalah menikah, jika belum mampu maka berpuasalah. Puasa itu menahan lapar dan haus, juga nafsu dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Tidak heran puasa menjadi salah-satu bentuk kontrol diri dari berbagai hal termasuk cinta. Tetapi sayangnya banyak orang juga yang salah dalam mengekspresikan cintanya.


Setelah mendapatkan perasaan cinta awalnya kita berpikir itu sangat indah, menyenangkan, meksi terkadang sedih juga ada, tapi cukup mudah pula termaafkan jika salah satu keinginan terpenuhi. jika terlalu berlebihan dalam mencinta, takdir akan membuat kita belajar untuk merasakan kecewa.


“Namanya perasaan, kita tentu tidak bisa memaksakan bukan? Apalagi jika orang yang kita suka tidak memiliki perasaan yang sama.”


“tapi bukankah bisa jika diperjuangkan?”


“bisa saja, jika ia adalah orang yang berani, bertanggung jawab”


Pada dasarnya perempuan dan laki-laki juga bisa memperjuangkan cintanya. Tentu dengan cara yang baik. Tapi sebelum kesana, ada perasaan yang harus diuraikan.


Jika seseorang dilanda cinta, namun ternyata orang yang dicinta itu tidak menyukainya tentu ia tak akan baik-baik saja. Apalagi berat rasanya jika ternyata orang yang dicinta memiliki hal yang ternyata berbeda dengan dirinya. Hanya menunggu waktu saja, dia akan jujur kepada orang yang ia cinta atau orang yang ia cinta menemukan seseorang yang ia cinta.


Saat dia ternyata telah menemukan seseorang yang ia cinta, maka kita tidak bisa apa-apa. Haram hukumnya melamar seseorang diatas lamaran orang lain. Awalnya memang akan terasa sedih. Namun seiring waktu, kita akhirnya menemukan pandangan baru. Orang yang berusaha tumbuh akan lebih mengerti dan memahami. Kemudian ia akan bahagia melihat orang yang ia cintai juga bahagia. Hal ini itu ada. Bisa terjadi di dunia nyata. Seperti halnya kebahagiaan orang tua akan anaknya. Kenapa tidak untuk berbahagia kepada orang yang dicintainya, bukan? Itu akan terjadi jika Allah yang pertama didahulukan. Memikirkan tentang Allah, apa yang Allah suka, apa yang seharusnya sebagai manusia ciptaannya lakukan, dan kebaikan/hikmah yang Allah telah siapkan akhirnya bisa menjadi penawar rasa ternyata.


Begitulah seharusnya hidup dijalani bukan?


Berelasi dengan siapapun, bahakan dalam hubungan apapun, akan terasa lebih sederhana dan mudah.


Berbicara memang mudah. Tapi jika tidak dijalani akan lebih terasa berat.

Comments


bottom of page