top of page

Awal tidak harus dipatahkan

Setiap kita biasanya memiliki rencana-rencana untuk sesuatu hal. Mereka yang sudah lihai dalam melakukan sesuatu hal akan tahu bagaimana rencana mereka dijalankan. Seseorang seperti ini, tak perlu lagi perencanaan yang dimulai dari nol, karena ia punya referensi harus dan akan melakukan apa setp-by-step nya.


Namun lain halnya bagi seseorang yang belum pernah melakukan. Untuk melakukan sesuatu tidak hanya bermodalkan tangan kosong. Ia harus mencari referensi itu. Bacaan, trial sample. Bahkan trial sample dilakukan dari referensi sebelumnya. Bukan tanpa sadar mencoba apapun. Bukankah optimis itu tidak hanya berasal dari rasa percaya saja? tetapi ia adalah kelahiran dari sebuah persiapan yang baik. Meski pada prosesnya nanti, tentu akan ada hal-hal dari luar yang bisa jadi akan menghalau dan merusak rencana, dan terkadang adakalanya kita merubah rencana tersebut 180 derajat. Hal itu terjadi bahkan ketika kita sudah memikirkan banyak rencana cadangan.


Bagi orang-orang yang suka membuat sebuah rencana, kadang kala akan atau bahkan sering menemukan hal-hal yang mematahkan apa yang dia rencanakan. Baru sekadar bersuara, langsung dipatahkan oleh orang-oang yang kadang muncul disekitar kita.

Kamu, sudah berapa banyak hal yang dipatahkan bahkan ketika baru saja berbicara?

Kira-kira berapa banyak juga yang gagal ketika berada ditengah-tengah proses menjalankan perencanaan?


Sadar atau tidak, beberapa orang akhirnya memilih lebih banyak bungkam. karena ada banyak hal, dan orang-orang yang tak sejalan dengan kita. Lalu kamu bertanya-tanya, kapan buah pemikiran itu bisa diterima? bukan, mungkin bukan itu.


Tapi,


kapan kamu bisa bersuara dengan lantang mengucapkan gagasan-gagasan baik yang ada dalam pikiran mu, tanpa lebih dahulu mempedulikan sebanyak apa orang akan mematahkanmu?


Kapan kamu bisa berjalan dengan bangga membawa dan merealisasikan gagasan-gagasanmu?


Awal tidak harus dipatahkan. Diri sendiri yang memilih untuk patah atau tetap melangkah.


Bukankah seperti itu seharusnya kita berpikir dan bertindak?

Comentarios


bottom of page