Apakah sebab kemunduran ummat Islam?
- dam dam
- Aug 26, 2020
- 4 min read
Updated: Feb 9, 2022
Syariat itu tidak mengganti bahwasannya budak itu dihapuskan. Karena makanan, pakaian budak itu harus sama dengan tuannya. Jika budak itu hamil, maka anaknya akan menjadi anak keturunan tuannya. Dan ibunya menjadi ummul walad. Ummul walad ini sangat special karena tidak boleh dibeli orang lain. Jika tuannya meninggal, maka ia bebas.
Budaya budak itu bermanfaat ketika perang. Tadinya perbudakan itu dilakukan secara bebas dimana orang kaya boleh memperbudak yang miskin. Tapi Islam datang dan memperketat aturan bahwa budak hanya bisa diperoleh terbatas saat perang. Karena hal ini pula, sebagian ulama mengatakan, Maria istri Rasulullah itu budak. Jadi tidak dinikahi oleh rasul.
Salah satu rubrik al Manar yang diisi oleh Syaikh Syaqib Arslan. Kenapa ummat muslim tertinggal dan kenapa ummat islam maju? (ditulis 1940an). Jawaban tersebut dibukukan karena jawabannya sangat komphensif.
Semangat ummat Indonesia hanya semangat pada saat menuju kemerdekaan. Setelah itu terpecah. Salah satunya perpecahan suara pemilu ummat untuk Masyumi dan PBNU. Tapi memang pada akhir zaman sudah diprediksikan akan terjadi perpecahan. Bahwasannya ummat islam akan terpecah menjadi 72 gologan. Dan masing-masing akan membanggakan golongannya sendiri-sendiri.
Ummat Islam memiliki Lembaga Amil Zakat atau lembaga kemanusiaan lain, namun saat ini orientasinya adalah program. Mencari keuntungan dan menyisipkan pesan-pesan tertentu yang akhirnya saling sikut. Padahal tujuannya sama. Semua hal akan menjadi polemic jika ummat tidak bersatu. Sehingga peran Lembaga Amil Zakt ini belum bisa berpengaruh banyak. (penelitian Ust Zaky A. Rivai di wilayah Yogyakarta).
Ketika membaca sejarah jangan hanya membaca romantika kejayaannya. Tapi pelajari bagaimana ia runtuh dan bagaimana peradaban itu bangkit. Dalam belajar sejarah kita tidak bisa mengatakan sesuatu tanpa data arsip, jalurnya. Jangan hanya sekadar intuisi.
Kemudian, Salahuddin Al Ayyubi yang merupakan salah satu mutiara ditengah padang tandus. Hidup pada masa dinasti Khilafah Abbasiah saat sedang mengalami berbagai masalah dan belum ada yang bisa menyelesaikan stabilitas. Hingga kemudian Imanuddin Zanki memiliki tekad untuk mengembalikan kejayaan Islam. Semangat ini diwariskan kepada anaknya Nuruddin Mahmudin Zanki kemudian diwariskan lagi kepada anaknya bernama Salahuddin Al Ayyubi. Ayahnya memotivasi Salahuddin untuk mengembalikan kejayaan Islam.
Berbeda dengan Muhammad Al Fatih, Salahuddin Al Ayyubi memulai tercipta kesadaran untuk bertindak pada usia 30th. Setelah beliau belajar dan dilatih, beliau kemudian masuk pemerintahan dan dilantik di dinasti Fatimiyah. Kemudian beliau berhasil meruntuhkan dinasti Fatimiyah (yang menjadi tempat Syiah, di Mesir) tanpa peperangan. Setelah itu menjadi Sultan setelah ayahnya wafat.
Kalau dilihat dari kondisi kita saat ini, lebih cocok disandingkan dengan masa Salahuddin daripada Muhammad Al Fatih. Karena pada masa Muhammad Al Fatih, Kesultanan Ustmani sudah cukup besar dan kuat. Juga beliau adalah seorang anak Sultan.
Dalam kisah Thariq bin Ziyad, yang dikenal membakar kapal perangnya agar para pasukan tetap maju dan berjuang di medan perang sampai titik darah penghabisan. Namun menurut Prof. DR. Raghib As Sirjani dalam bukunya Bangkit dan Runtuhnya Andalusia mengisahkan hal berbeda. Thariq bin Ziyad mampir disuatu kerajaan kristiani juga yang sama-sama ingin menyerang Andalusia namun tidak memiliki jumllah pasukan yang cukup. Lalu Raja itu menawarkan kapal kepada Thariq bin Ziyad untuk berangkat perang ke Andalusia dan mereka melakukan perjanjian. Jadi tidak mungkin Thariq bin Ziyad membakar kapal pinjaman itu.
Lantas siapa yang bercerita Thariq bin Ziyad membakar kapal itu? Tentu saja Barat. Karena mereka malu karena kekalahan mereka. Andalusia yang memiliki wilayah dan peradaban yang besar saat itu bisa ditaklukan oleh orang-orang Barbar, yaitu bangsanya Thariq bin Ziyad (Tunisa, Maroko, Maghrib). Kenapa disebut Barbar? Karena saat itu Musa Bin Nusair tidak mengerti Bahasa mereka sehingga disebut bangsa “Berber”. Dari situlah muncul istilah Barbar untuk menyebut penduduk yang bahasanya asing/berbeda. Mereka diajari tauhid, akhlaq, fiqih, hingga menjadi orang-orang muslim shalih yang memiliki keberanian.
Ini salah satu penyebabnya mengapa umat Islam mengalami kemunduran karena sejarah-sejarah yang disembunyikan, dirubah dan dimanipulasi. Hingga hilanglah kebanggaan itu dalam diri ummat muslim. Kemudian dimasukkan sejarah-sejarah itu dimasukkan kedalam kurikulum. Contohnya yang menemukan benua Amerika adalah Columbus. Padahal sebelum Columbus ada yang menemukan lebih dulu yaitu Ibnu Batutah.
Banyak paket budaya yang disisipkan kepada ummat muslim. Dalam bukunya Muhammad al Qutub, realita ummat saat ini karena mengalami al-jahlu (kebodohan). Kebodohan ini disebabkan ummat islam meninggalkan syariat Islam dan memilih paket budaya baru yang dibawa oleh orang-orang Barat. Seperti pakaian musim dingin, musim panas, penyatuan kelas perempuan dan laki-laki, dibukanya kelas-kelas menyanyi, menari, makanan pembuka, utama dan penutup. Gaya hidup ummat muslim pun berubah. Dan ini dibawa oleh Ziriyad ke Andalusia dan diterima. Inilah yang menyebabkan peradaban Andalusia runtuh.
Dalam surah Al Baqarah ayat 120 dijelaskan bahwa: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu
Mengikuti disini tidak hanya soal keyakinan/kepercayaan, namun juga kebiasaan, gaya hidup, way of life, termasuk cara makan, minum, pernikahan dan kebiasaan-kebiasaan lain yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Rasulullah mengingatkan bahwa, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka” (Hadis Riwayat Abu Daud nomor 4031).
Ketika budaya telah dirubah secara sistematis, kemudian cara pandang pun mulai berubah. Segala hal dilihat dari gaya, bukan esensi. Cara makan bukan lagi soal sehat, tapi soal pricetist. Pelan-pelan di Andalusia mengalami keruntuhan.
Kita dipandang tangguh atau tidak itu dari bagaimana kita menghadapi hal-hal kecil. Apakah kita sudah dewasa untuk tidak mempermasalahkan hal-hal kecil?
Jangan mudah di ombang-ambing. Jika menghadapi hal kecil saja tidak bisa, bagaimana kita bisa menghadapi hal-hal besar?
Dari hal-hal diatas maka sebab-sebab ummat muslim mundur adalah karena:
Membesar-besarkan masalah kecil.
Mementingkan gaya daripada esesnsi.
Sejarah yang dikaburkan.
Bagaimana cara mengubahnya?
Fokus pada hal yang bisa dilakukan. Membiasakan menerapkan Sunnah-sunnah Rasul dalam kehidupan sehari-hari. Seperti cara makan dan minum, dan lain-lain.
Posisikan hiburan sesuai dengan porsinya. Jangan sampai melalaikan dalam beribadah kepada Allah. Pada intinya, isilah waktu dengan hal-hal bermanfaat.
Sebagai muslim harus yakin bahwa kita punya way of life yang jelas.
Catatan materi kelas pasca Yisc Al Azhar
Pemateri: Ust. ZAky Ahmad Rivai
Comments